Jumat, 21 November 2014

Peran Pelajar Terkait Bonus Demografi



Pemuda adalah pewaris masa depan bangsa. Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2013 ini jumlah pemuda mencapai 62,6 juta orang. Itu artinya, rata-rata jumlah pemuda 25 persen dari proporsi jumlah penduduk secara keseluruhan. Oleh karenanya, strategi terhadap pembangunan pemuda memiliki arti penting. Jika menggunakan basis data proyeksi jumlah pemuda versi BPS di atas, maka secara umum persebaran jumlah pemuda di Pulau Jawa menempati posisi pertama dengan persentase 57,94 persen. Kemudian, Pulau Sumatera dan sekitarnya memiliki persentase 21,71 persen, Pulau Sulawesi dan sekitarnya (8,13 persen), Pulau Kalimantan (5,78 persen), Pulau Bali dan Nusa Tenggara (5,2 persen) dan Papua (1,2 persen). Persebaran pemuda di setiap wilayah itu harus menjadi landasan dalam menggulirkan kebijakan pemuda di setiap wilayah.

Berdasarkan proyeksi BPS di atas, pada rentang tahun 2010-2030 Indonesia juga diproyeksikan mendapat ‘bonus demografi’ (demografic divident). Dalam istilah demografi disebut sebagai ‘jendela kesempatan’ (window of opportunity). Pada rentang tahun 2020-2030, jumlah penduduk usia kerja (15-64 tahun) akan mencapai 70 persen. Sisanya 30 persen adalah penduduk tidak produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun). Dilihat dari jumlahnya, penduduk usia produktif mencapai 180 juta jiwa dan penduduk tidak produktif hanya 60 juta jiwa.

Proyeksi di atas dapat diartikan telah terjadi penurunan persentase penduduk sebagai beban pembangunan (dependency ratio). Sementara di sisi lain, dengan jumlah penduduk usia kerja yang besar diharapkan tidak menjadi beban pembangunan, justru seharusnya menguntungkan pembangunan. Periode Bonus Demografi itu diharapkan membawa dampak sosial dan ekonomi yang positif karena penduduk yang produktif akan menanggung penduduk tidak produktif. Harapannya adalah jumlah penduduk produktif dapat menjadi modal pembangunan ekonomi, termasuk pemuda di dalamnya.

Fakta tersebut menunjukan bahwa usia remaja dan pemuda di Indonesia mempunyai jumlah yang sangat signifikan secara kuantitatif, namun tidak secara kualitatif. Partisipasi mereka dalam berbagai bidang masih belum maksimal. Permasalahan paling utama yang dihadapi oleh mereka saat ini adalah posisi yang masih dalam usia produktif untuk belajar. Disamping itu, ruang-ruang yang disediakan untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan masih sangat kurang, sehingga kreatifitas, inovasi dan progresifitas yang dimiliki tidak maksimal dan masih jauh dari yang diharapan. Bahkan jika melihat permasalhan yang terjadi banyak posisi dan peran pemuda masih jauh dari ideal, sehingga masih banyak kelompok pemuda yang mempunyai risiko sosial tinggi, penggangguran usia produktif, kejahatan yang melibatkan dan sebagainya

Situasi tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan bagi masa depan bangsa Indonesia. Sumber Daya Manusia usia 15-25 adalah generasi bangsa yang merupakan aset paling berharga bagi Indonesia yang berkemajuan dan berperadaban. Padahal salah satu indikator dari suatu negara sejahtera adalah ketika generasi muda secara komprehensif memperoleh hak dan kewajibannya sesuai dengan posisi dan perannya. Hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia dalam merumuskan dan merencanakan program pembangunan ke depan.

Pembangunan pemuda Indonesia ke depan perlu melibatkan  semua pihak. Sinergi antar pihak akan menjadikan pembangunan tersebut berdampak pada hasil maksimal. Disamping itu, keterlibatan pemuda adalah kunci, karena sebagai stake holder utama harus aktif dan menjadi bagian dari terciptanya sinergi antar pihak tersebut. Dalam pembangunan tersebut pemuda bisa menjadi pelopor, inisitator, kreator, katalisator, fasilitator dan peran lainnya sesuai dengan kapasitas sumber daya pemuda itu sendiri. Partisipasi pemuda menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan di Indonesia.

Dikutip dari www.isyf.or.id

Pesan Tersirat Muktamar XIX

Muktamar XIX yang digelar di Jakarta telah usai. Seperti lumrahnya sebuah perjalanan pastilah meninggalkan kesan dan makna mendalam bagi setiap orang yang melakukannya. Saya sebagai salah satu peserta yang turut ambil bagian merasakannya. Banyak ilmu ilmu yang terbaharui disana, banyak pandangan pandangan yang berkembang disana, banyak sifat sifat kritis yang memacu adrenalin kedepan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik.
"Spirit Keilmuan untuk Gerakan Pelajar Berkemajuan" adalah tema yang diusung PP IPM. Ini bukan menjadi tema tanpa makna sedikitpun. Spirit keilmuan ini berorientasi untuk mencapai 'goal' yang sesungguhnya yaitu pelajar yang memiliki semangat untuk selalu peka, peduli, dan bergerak mengikuti perkembangan pengetahuan di era globalisasi sekarang ini. Bukan lagi hal baru kita para pelajar untuk peka, peduli dan bergerak mengikuti perkembangan zaman. Kita yang selalu menjadi manusia paling update dari manusia lainnya, terlihat dengan sibuknya kita merespon setiap deringan suara gadget yang terdengar hanya demi mengetahui perkembangan perkembangan yang ada di sekitar kita. Namun ironi, sebagian dari kita terlalu bersifat individualistis. Kita hanya sekedar tahu berita terbaru tanpa pernah ingin memahaminya, kita hanya ingin menjadi orang yang paling pertama tahu isu terbaru tanpa pernah membuka hati dan pikiran untuk bersifat kritis menghadapinya. Bukan itu yang dinamakan spirit keilmuan yang diinginkan.
"Gerakan Pelajar Berkemajuan" menjadi tujuan yang harus dicapai ikatan agar kedepannya mampu meciptakan kader kader yang memang sesuai dengan kebutuhan bangsa ini. Peran pelajar sangatlah penting, apalagi untuk menghadapi komunitas asean 2015. Pelajar haruslah menjadi poros penggerak kemajuan bangsa ini. Pelajar diproyeksikan untuk terus maju menghadapi tantangan yang makin hari makin sulit. Dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang tadi dimaksudlah pelajar bisa semakin maju. 
Keilmuan yang sudah sepatutnya dikembangkan dan spirit yang sudah seharusnya dijaga oleh kalangan pelajar agar tetap eksis menjaga konsistensi gerakan yang diinginkan bangsa ini. Jadi, marilah kita semua mencoba ikut serta aktif membangun bangsa ini. Caranya, dengan 'iqro' bacalah dan 'qalam' pena (menulis).

Oleh : Moon

Kamis, 20 November 2014

Cerita dari MUKTAMAR IPM XIX di Jakarta

Selesai sudah rangkaian kegiatan musyawarah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah, yang dikenal dengan Muktamar IPM. Muktamar ke 19 kali ini diadakan di Ibukota Jakarta tepatnya di Universitas Prof.Dr. Hamka Pasar Rebo, Jakarta Timur. 
Dua orang delegasi dari PR IPM SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Saya dan ipmawan Alvin Ramadhan Nur turut ambil bagian menjadi peserta Muktamar tersebut mewakili Pimpinan Daerah Kota Tangerang Selatan bersama dua orang lainnya dari PD IPM Tangsel. Begitu banyak hal yang bisa dipetik dari kegiatan Muktamar tersebut, bukan sekedar datang lalu berjalan jalan ria bak supporter yang datang ke stadion. 
Hari pertama Saya disana dibingungkan dengan jadwal acara yang tak pasti. Hari itu Saya banyak menghabiskan waktu di kamar mengakrabkan diri dengan teman teman dari pimpinan daerah se-Banten. Sisanya, Saya keluar hanya untuk melihat lihat pameran karya IPM dari berbagai daerah serta mencoba mengenal satu sama lain dengan teman teman IPM se-Indonesia. Acara hari itu hanya ditutup dengan Konferensi Pimpinan Wilayah yang Saya pun tak ikut serta. 
Barulah Senin, 17 November 2014 Seremonial Pembukaan Mktamar IPM XIX dimulai dan diadakan di GOR Ciracas Jakarta Timur. Acara hiburan dari alunan musik angklung, marawis, marching band, dan paduan suara mengawali acara. Sambutan Ketua Umum PP IPM Fida Afif, Imam Nahrowi (Menpora) menjadi penghangat suasana. Sampai Muktamar pun dibuka langsung oleh Bapak Anies Rasyid Baswedan (Mendikbud) yang juga menyampaikan pesan bahwa IPM harus tetap menjaga eksistensinya dalam menggerakan pelajar dan menjadi bagian kemajuan bangsa ini. Pidato ayahanda tercinta Bapak Dien Syamsudin selaku ketua PP Muhammadiyah pun menjadi penutup seremonial tersebut. 
Esok harinya Selasa, 18 November 2014 sidang pleno pertama dilanjutkan yang di skorsing malam sebelumnya yaitu sidang laporan pertanggung jawaban. Setelahnya diikuti dengan tanggapan umum pimpinan wilayah se-Indonesia. Malamnya dilanjutkan dengan sidang komisi yang terdiri dari Komisi A membahas strategi gerakan kultural ipm dengan komunitas kreatif, Komisi B membahas strategi gerakan struktural ipm beserta rekomendasi, Komisi C membahas anggaran dasar dan rumah tangga ipm. Keseluruhan sidang komisi ini baru selesai di hari Rabu, 19 November 2014 pukul 02.00 WIB. Begitu banyak pelajaran yang bisa diambil dari rangkaian sidang dan acara tersebut yang akan Saya tulis di posting berikutnya. Pada siang hari Rabu barulah dilakukan pemilihan calon formatur untuk kepengurusan PP IPM periode 2014-2016. 

Oleh: Moon

Sabtu, 09 Agustus 2014

Forum Ta'aruf dan Orientasi Siswa SMA Muhammadiyah 25 Pamulang

FORTASI SMA MUHAMMADIYAH 25 TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Fortasi di SMA MUHAMMADIYAH 25 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 telah dilaksanakan pada tanggal 14-17 juli 2014. Fortasi adalah kegiatan forum taaruf dan orientasi siswa yang bertujuan untuk mengenalkan para siswa-siswi baru tentang SMA MUHAMMADIYAH 25. Apa itu SMA MUHAMMADIYAH 25, fasilitas apa saja yang ada didalamnya, bagaimana visi misinya,prestasi apa saja yang telah diraih oleh para siswa-siswinya, dll. Fortasi berjalan dengan lancar, walaupun ada rintangan dan hambatan, tapi kita tetap bisa melaksanakannya dengan baik. Peserta fortasi di SMA MUHAMMADIYAH 25 terdiri dari berbagai sekolah menengah pertama di Tangsel maupun di luar kota Tangsel dan alhamdulillah acara fortasi kemarin berjalan dengan lancar dan kami semua senang karena hasil kerja keras kami mempersiapkan fortasi berbuah hasil, sehingga para peserta fortasi pun senang karena acaranya tidak membosankan.




Salah satu dari teman kita yaitu ishak berkomentar "Fortasinya tuh seruuu, materinya asik apalagi games-gamesnya". dan FORTASI tahun ini di tutup langsung oleh Ibu kepala sekolah Hj. Zesmita Umar, SH. dan telah dipilih King and Queen fortasi tahun ini yaitu Ishak dan Ratu.